 |
Logo lama |
 |
Logo baru |
No SERIE A, No party! Mungkin terdengar nyeleneh bagi sebagian orang yang lebih gemar melihat pertandingan BPL (Barclays Premier League), La Liga, Bundes Liga, atau Eredivise. Mungkin bagi sebagian penikmat sepakbola, Lega Calcio Serie A telah habis masa keemasannya. Tapi bagi saya pribadi, Lega Calcio Serie A adalah Liga terbaik di seluruh dunia, gaya permainan Catenaccio ala Italy, selebrasi supporter, sampai legenda yang pernah bermain di Serie A tidak dapat dibandingkan dengan Liga lain di daratan benua biru Eropa, bahkan dunia. Meskipun banyak polemik dan skandal yang menimpa liga tersebut, Serie A selalu mendapatkan tempat khusus bagi para tifosi. Dan tidak akan pernah bosan melihat pertandingan-pertandingan yang tersaji di Lega Calcio Serie A.
Berbicara dari legenda yang telah gantung sepatu alias pensiun, berapa banyak legenda yang lahir dan pernah bermain di Serie A sebelumnya? Sebut saja, Lothar Matthaus, Rudi Voller, Dino Zoff, Marco van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Roberto Baggio, George Weah, Luiz Nazario da Lima Ronaldo (Ronaldo), Gianluca Vialli, Gabriel Omar Batistuta, Zinedine Zidane, Fabio Cannavaro, Hernan Crespo, Enrico Chiesa, Paolo Maldini, Michel Platini, Diego Armando Maradona, Fillipo Inzaghi, sampai Il Pinturichio Alessandro Del Piero yang kemarin baru saja berlabuh di Sidney FC, meskipun ia masih berstatus sebagai pesepakbola professional dan belum pensiun, tapi saya menganggap dia adalah seorang legenda besar bagi Serie A, bukan hanya Juventus. Dan bandingkan dengan legenda-legenda yang pernah bermain di beberapa Liga terbaik yang ada di dataran Eropa lainnya. Ini merupakan history yang nyata bahwa Serie A merupakan Liga terbaik di seluruh dunia, yang telah memberikan andil dan partisipasinya dalam memasyarakatkan sepakbola ke seluruh penjuru dunia. Boleh saja sepak-bola berasal dari ranah Britania, tapi untuk liga terbaik tentunya berasal dari ranah Italia. Terlepas dari skandal Calciopoli yang pernah menimpa Serie A saat ini tentunya.
Berbicara mengenai skandal, hal tersebut sebenarnya sudah tidak asing bagi Serie A. Bermula pada tahun 1980-an, merupakan skandal pengaturan skor yang melibatkan oknum wasit dan klub pertama, terungkap di Serie A. Kemudian terjadi lagi skandal Calciopoli pada tahun 2005. Sampai sekarang yang terakhir terungkap skandal baru Scomessopoli berupa perjudian yang melibatkan beberapa oknum pemain serta beberapa pelatih di Serie A dan Serie B. Hal tersebut seolah menjadi De Javu bagi persepakbolaan Italia yang terjadi berulang-ulang. Tapi seolah itu adalah sebuah bagian dari tradisi proses kebangkitan Serie A itu sendiri, bukan merupakan titik kematian Lega Calcio Serie A, melainkan satu titik kebangkitan. Karena jika kita flashback kembali, dari skandal pertama terjadinya skandal pengaturan skor di tahun 1980-an, Italia langsung menjadi Kampiun pada World Cup 1982 setelah mengalahkan Jerman dengan skor 3-1. Dan pada saat itu Lega Calcio Serie A tengah beranjak naik menuju popularitasnya, dan banyak para pemain terbaik saat itu memilih untuk bermain di beberapa klub peserta Lega Calcio Serie A. Kemudian skandal kedua terjadi pada tahun 2005, dan Italia kembali menjadi kampiun World Cup 2006 setelah mengalahkan Perancis melalui adu tendangan penalty 1-1 (5-2 pen). Dan kini, Lega Calcio Serie A Italia seolah kembali bangkit menjadi terlahir kembali dengan permainan terindahnya Catenaccio (Beauty of Serie A) yang akan kembali menjadi Liga terbaik di seluruh dunia.
Bagaimana jadinya jika Lega Calcio Serie A Italia tidak pernah ada di dunia. Maka kita tidak akan pernah mengenal para pemain legenda yang saya sebutkan diatas, dan kita tidak akan pernah bisa merasakan pesta pora kemenangan dan suka cita didalamnya. Dan bahkan, mungkin sepakbola tidak akan menjadi olahraga nomber satu di jagat raya ini, khususnya di Indonesia. Karena Lega Calcio Serie A sebelumnya telah lebih dari 18 tahun disiarkan di televisi swasta Indonesia. Bermula pada tahun 1990, disiarkan oleh stasiun televisi RCTI dan mulai saat itu olahraga sepakbola menjadi olahraga nomber satu yang paling digemari masyarakat Indonesia. Maka jelas, NO SERIE A, NO PARTY!!!
Mungkin beberapa dari tifosi Serie A, atau penikmat sepakbola dari kita ada yang lupa dengan nama-nama legenda yang sudah saya sebutkan diatas. Untuk itu saya tampilkan beberapa foto indah berikut ketika mereka masih berkarier sebagai pemain professional, dan untuk membangkitkan kembali kenangan kita akan keindahan, selebrasi, dan kejayaan sepakbola Lega Calcio Serie A Italia. Seperti dibawah ini:
 |
Carlo Ancelotti (AC Milan) |
 |
Roberto Mancini (Sampdoria) |
 |
Antonio Cabrini (Juventus) |
.jpg) |
Fabio Capello (Juventus) |
 |
Antonio Conte (Juventus) |
 |
Franco Baresi (AC Milan) |
 |
Lothar Matthaus (Intermilan) dan Rudi Voller (AS Roma) |
.jpg) |
Maradona (Napoli) dan Michel Platini (Juventus) |
 |
Ruud Gullit (AC Milan) |
 |
George Weah (AC Milan) |
 |
Enrico Chiesa (AC Parma) |
 |
Frank Rijkaard (AC Milan) |
 |
Hernan Crespo (AC Parma) |
.jpg) |
Dino Zoff (Juventus) |
 |
Paolo Maldini (AC Milan) |
 |
Roberto Baggio dan Andrea Pirlo (Brescia) |
 |
Alessandro Del Piero dan Zinedine Zidane (Juventus) |
 |
Luiz Nazario da Lima Ronaldo (Intermilan) |
 |
Marco Van Basten (AC Milan) |
 |
Gabriel Omar Batistuta (Fiorentina) |
 |
Roberto Baggio dan Gianluca Vialli (Juventus) |
 |
Fabio Cannavaro (AC Parma) |
 |
Fillipo Inzaghi (Juventus) |
.jpg) |
Christian Vieri (Juventus) |
 |
Claudio Lopez (Lazio) |
 |
Alessandro Nesta (Lazio) |
 |
Pavel Nedved (Juventus) |
 |
Edwin Van Der Sar (Juventus) |
 |
Edgar Davids (Juventus) |
 |
Francesco Toldo (Fiorentina) |
 |
Marcelo Salas (Lazio) |
 |
Rui Costa (Fiorentina) |
 |
Nuno Gomes (Fiorentina) |
DAN MASIH BANYAK PEMAIN LEGENDA LAINNYA!!
BONUS
Bahkan pemain legenda dari negara kita-pun pernah mencicipi atmosfir bermain di liga terindah di dunia tersebut pada tahun 1990
 |
Kurniawan Dwi Yulianto (Sampdoria) |